PESPARANI IV : Absennya Drumband Seminari Langgur
Perhelatan akbar Pesta Paduan Suara Gerejani Katholik (PESPARANI) IV yang berlangsung di Kota Tual resmi berakhir pada tanggal 29 September 2022. Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari itu berjalan dengan lancar hingga malam penutupannya. Kontingen Kabupaten Maluku Tenggara berhasil meraih juara umum disusul Kontingen Kota Tual yang bertindak sebagai tuan rumah dan kontingen Kota Ambon pada posisi ketiga.
Yang menarik dari
Pesparani tingkat Provinsi Maluku yang ke IV ini adalah, bagaimana nilai-nilai
toleransi yang diwujudnyatakan oleh masyarakat Kota Tual, dimana setiap
kontingen dari berbagai kabupaten yang ada di Provinsi Maluku disambut dengan
hangat oleh semua kalangan masyarakat Kota Tual. Suatu nilai yang perlu dijaga dan
dilestarikan sehingga nilai-nilai toleransi antar sesama tetap tumbuh di segala
lapisan masyarakat.
Terlepas dari itu semua,
ada suatu pemandangan yang tak lazim dimana Drumband Seminari St. Yudas Thadeus
Langgur benar-benar hilang dari event Pesparani IV, padahal kita tahu bahwasannya
Drumband Seminari Langgur selalu tampil dan memeriahkan Pesparani tingkat
Provinsi. Jika kita sedikit melihat Kembali ke belakang tepatnya tahun 2008
ketika Pesparani I tingkat provinsi yang dilaksanakan di Kabupaten Maluku Tenggara,
Drumband Seminari Langgur terlibat dan juga memeriahkan. Tahun 2012 ketika Pesparani
II di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Drumband Seminari Langgur juga
diberangkatkan menuju Saumlaki, hal yang sama juga pada saat Pesparani III di kabupaten
Kepulauan Aru, dimana drumband Seminari Langgur juga ikut terlibat dalam memeriahkan
Pesparani.
Tahun 2008 kala itu saya
masih berada di SD kelas 5 dan menyaksikan penampilan Drumband Seminari Langgur
pada Pesparani I, Tahun 2012 saya pun ikut terlibat dalam persiapan keberangkatan
Drumband Seminari Langgur menuju Saumlaki karena kebetulan waktu itu saya sudah
masuk bangku SMP Seminari. Tahun 2014 akhirnya saya menjadi salah satu dari tim
drumband Seminari yang berangkat menuju kota Dobo. Dalam masa – masa persiapan
alat saya masih ingat percakapan dengan Kaka Roly Renwarin sebagai pelatih kami
waktu itu, dulu hanya nonton kaka-kaka Seminari setelah itu bantu kaka-kaka
persiapan berangkat, sekarang giliran kami yang akan berangkat untuk event yang
sama.
Pengalaman mengikuti
Drumband Seminari Langgur memiliki kesan tersendiri bagi saya, setelah
menyelesaikan Pendidikan di Lembaga Pembinaan Seminari Langgur. Ketika kuliah
saya akhirnya ikut dalam unitas Marchingband Warmadewa yang sejatinya punya
nama besar di Bali dan Indonesia. Pengalaman disiplin yang didapatkan selama di
Seminari khususnya dalam tim Drumband memudahkan saya untuk menyesuaikan diri
dengan baik. Dan hal yang paling penting bagi saya adalah bagaimana memiliki
mental yang kuat sehingga tidak mudah untuk mundur dalam situasi apapun. Dengan
modal itu akhirnya pada 2019 akhir, saya pun akhirnya bisa tampil dalam kejuaraan
GrandPrix MarchindBand di Istora Senayan Jakarta dan berhasil meraih juara III.
Sesuatu yang dulu hanya dalam angan-angan dimana ketika ada jam kosong layar proyektor
dinyalakan dan kami satu kelas hanya menonton video Marchingband sambil berharap
kelak kita akan seperti ini.
Keberadaan drumband sendiri
bukan hanya sebagai sekumpulan anak-anak muda yang bermain alat music sambil berjalan
tapi bagi saya lebih dari pada itu. Drumband Seminari harus dilihat sebagai
sarana promosi panggilan. Bukan menjadi suatu rahasia umum lagi bahwasannya
banyak anak yang masuk Seminari salah satu motivasinya adalah karena ingin
merasakan bermain drumband, lambat laun setelah berproses dengan baik akhirnya
bisa mencapai tujuan yang mulia yakni sebagai seorang imam. Kita tahu sekarang
bahwa banyak sekolah-sekolah yang sudah memiliki fasilitas tersebut namun ciri
khas Seminari Langgur selalu bisa dirasakan.
Ada satu momen indah yang
saya rasakan ketika masih SMP kelas IX, kala itu event akbar MTQ yang
diselenggarakan di Kota Tual. Ribuan orang memadati lapangan Lodar EL guna menyaksikan pembukaan MTQ. Drumband Seminari Langgur turut ambil bagian dalam memeriahkan MTQ kala itu. Lagu terakhir sebelum keluar
dari dalam lapangan ada atraksi yang disajikan, Bass drum disusun tinggi dan setelah
Drum Major menunjukkan kemampuan memutar tongkat, diakhiri dengan lompatan dari
atas susunan Bass drum. Ketika kaki yang melompat mendarat sempurna diatas permukaan
lapangan, spontan seluruh tamu undangan berdiri sambil tepuk tangan dengan
begitu meriah.
Pesparani IV tingkat
Provinsi di kota Tual sudah berakhir, ketidakikutsertaan drumband Seminari
Langgur dalam memeriahkan Pesparani tentunya bukan suatu kesalahan dari pihak
panitia. Pihak panitia penyelenggara punya alasan tertentu untuk hal
ini, disisi lain ini tentu menjadi suatu bahan evaluasi untuk tim drumband
Seminari Langgur agar semakin meningkatkan kualitasnya ditengah maraknya
sekolah-sekolah yang sudah mulai punya drumband. Namun yang paling penting
adalah tetap menjaga marwah dan citra yang baik lembaga pembinaan calon imam
Seminari St. Yudas Thadeus Langgur. Semuanya harus unggul, tidak hanya drumband
tapi intelektual, attitude itu juga harus sejalan.
Tidak ada komentar untuk "PESPARANI IV : Absennya Drumband Seminari Langgur "
Posting Komentar