TAWA dan TANGIS (Aris Rematwa)
"Lebih baik kita
kehilangan beberapa jam untuk mendengarkan pergumulan teman, atau saudara kita
dari pada kita harus kehilangan Dia untuk selamanaya". (A.R)
Selesai mengikuti Latihan
menari dalam rangka event G20 saya dan beberapa adik-adik Mahasiswa dari Kei memutuskan
untuk melayat ke rumah sakit Sanglah karena salah seorang teman dari adik Putri
memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Setelah tiba di rumah sakit Sanglah kami
pun bergegas ke ruang jenazah, tampak begitu banyak orang yang sedang menanti
jenazah untuk diantarkan ke Mumbul dan sebelum nantinya diterbangkan ke daerah
asalnya.
Selama di rumah sakit
sembari menanti jenazah dimandikan, kami sedikit mendengarkan kronologi kejadianya
dari adik Putri. Beberapa jam kemudian kami pun mengantarkan jenazah menuju ke Mumbul
dan nantinya jam 05:00 WITA akan diantarkan ke bandara untuk diterbangkan ke
daerah asalnya. Selama perjalanan menuju mumbul saya pun teringat tepat tahun
lalu adik saya pun memilih mengakhiri hidupnya. Suatu kenyataan yang begitu
menyakitkan bagi kami keluarga pada waktu itu namun apa boleh buat hal itu
sudah terjadi dan mengiklaskan adalah bentuk cinta yang paling mendalam.
Dari kronologi cerita
yang saya dengarkan, saya lalu sepakat dengan sebuah kalimat sederhana ini “orang
yang tertawanya paling besar kadangkala punya persoalan atau pun punya sebuah
pergumulan dan beban yang dia pendam sendiri”. Ketika seseorang punya sebuah
masalah yang berat sebenarnya dia punya pilihan untuk menceritakannya atau menyimpan
sendiri persoalan itu. tidak semua orang ingn berbagi masalahnya kepada orang
lain karena takut dihakimi sebagai orang lemah, atau takut dikatakan terlalu
banyak mengeluh dan begitu banyak penghakiman lainnya yang didapati dari
lingkungan sekitarnya. Padahal mengeluh itu sangat manusiawi, siapa pun berhak
untuk melakukan itu, namun hanya karena takut dihakimi oleh lingkungan sekitarnya
maka berpura-pura senyum dan terlihat baik-baik saja didepan banyak orang adalah
sesuatu yang harus dilakukan. Padahal kita tidak pernah tahu setelah tertawanya
besar didepan banyak akan berganti dengan tangisan yang tiada henti didalam
ruang kesendirian.
Ketika ada teman teman
atau pun saudaramu ingin berbagi cerita tentang permasalahannya cobalah untuk
didengarkan tanpa harus menghakimi karena Ketika dia sudah berani menyampaikan
hal itu menurut dia kamu bisa dipercaya, kamu bisa meberikan kelegaan buat
dirinya. Bagi mereka punya tempat untuk berbagi cerita suka dan duka itu sudah lebih
dari cukup untuk membantu mereka. Diam, dengarkan setelah itu memberi semangat adalah
bentuk dukungan yang paling dibutuhkan saat seseorang dalam kondisi yang hancur
karena memikirikan persoalannya. Dari pengalaman ini saya lalu mulai mengerti
dan mulai sadar bahwa lebih baik kita kehilangan beberapa waktu untuk mendengarkan
pergumulan seseorang dari pada harus kehilangan dirinya untuk selamanya. Kalau punya
pergumulan jangan dipendam tapi cobalah untuk diceritakan kepada seseorang yang
kamu angap dekat karena siapa tahu dia adalah jawaban dari doamu kepada yang
Kuasa untuk meringankan bebanmu.
